_BERSUKACITALAH & MENURUTSERTAKAN DIRI UNTUK MENGHADIRKAN SERTA MEMPERTAHANKANNYA_

Thursday, March 11, 2010

KRISTUS: RAJA GEREJA


YESUS KRISTUS; RAJA GEREJA
PEDOMAN BAGI PARA PEMIMPIN
I. PENDAHULUAN
Kepemimpinan tidak ubahnya perjalanan gerbong-gerbong kereta api dengan kepalanya (mesin : pemimpin) di atas rel yang tampak mengkwatirkan. Setiap gerbong akan mengikuti kemana arah kepala membawanya; dan rel adalah lintasan yang seakan-akan seperti pisau bermata dua, ia tampaknya membawa kepada tempat ”gelap” dan ”terang”. Seorang pemimpin dituntut fokus dan mau berkorban guna menjamin setiap ’gerbong’ tiba kepada tujuannya masing-masing dengan berjalan pada lintasan yang telah dipahami dan sepakati bersama.

II. ISI NATS (1 Tim. 6 : 11 – 16)
Dalam pembahasan Minggu sebelumnya kita sudah mengenal siapa Timotius dan latar belakang hadirnya surat Paulus kepadanya. Pada topik nats Minggu ini, tetap lewat nasehat surat pastoralnya, Paulus dalam pesan penutupnya kepada Timotius kembali berupaya mengingatkan sembari menguatkan Timotius untuk menyadari panggilan Allah atas hidupnya (ay. 11). Lewat ayat ini kita sekarang disadarkan kembali akan identitas kita sebagai milik Allah, untuk itu amat berbeda dengan ’manusia-manusia’ lainnya. Kebedaan inilah yang kemudian mengarahkan hidup kita kepada motivasi yang sesungguhnya sebagai seorang pemimpin. ”...kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan...”; Paulus menguraikan patron bagi kita untuk berlaku sebagai pemimpin.

Dalam 2 Timotius 2:5, Paulus menganalogikan keterpanggilan sebagai ’manusia Allah’ layaknya seorang olahragawan, yang memberikan diri untuk bertanding sesuai peraturan-peraturan yang telah ditetapkan guna memperoleh kemenangan yakni mahkota juara. Demikian juga kepemimpinan digambarkan Paulus sebagai sebuah pertandingan (ayat 12); maka bertandinglah di dalam iman bukan terjebak pada nafsu duniawi sehingga haus kekuasaan, kemewahan dan ketidakadilan. Dengan demikianlah kita berhasil untuk memenangkan mahkota juara yakni hidup yang kekal. Dan juga sebagai bukti dari ikrar keselamatan yang telah Yesus ikrarkan sebelumnya untuk penebusan kita dari maut (ayat 13).

Penegasian Paulus jelas menunjukkan semangat yang dalam atas pemanggilan Allah kepada manusia dan juga pengharapan akan kedatangan Kristus kembali (ayat 14). Paulus menunjunkkan karakter sesungguhnya dari kehidupan beriman; kesetiaan terhadap perintah yang telah ditetapkan sebagai ”rel” oleh Kristus bagi pemimpin Kristen. Hingga penyataan Kristus akan diriNya sebagai Raja atas kehidupan orang percaya (gereja-red) (ayat 15-16).

III. APLIKASI
Hari ini banyak orang percaya kepada Kristus yang menjadi pemimpin atas banyak orang; baik itu mulai dari pemerintahan tertinggi hingga yang paling rendah. Dan masih banyak juga yang mengharapkan bahkan dengan ambisi untuk menjadi pemimpin (mari kita lihat pilkada yang sebentar lagi berlangsung di daerah Toba Samosir). Namun yang ironi adalah tidak sedikit dari para pemimpin yang kemudian kehilangan pijakkan, ”rel” yang sesungguhnya untuk berlaku sebagai pemimpin. Banyak yang melupakan siapa yang memilihnya, yakni Kristus sebagai Raja Gereja (ayat 15-16), khususnya dalam kepemimpinan gereja hari ini. Yesus sebagai kepala gereja kerap terabaikan oleh karena kepentingan-kepentingan duniawi yang mejarah motivasi bertanding di dalam iman yang sesungguhnya di tengah gereja. Alhasil adalah berseraknya korban-korban dari kepemimpinan yang seperti ini; kemiskinan, kebodohan, pengangguran.

Di dalam gereja indikasinya dengan jelas dapat kita lihat; lesuhnya kehidupan beriman dalam sekop gereja dari warga jemaat, skandal, korup, eksodus besar-besaran warga jemaat ke gereja lain bahkan pindah agama (lihat saja maraknya aliran-aliran sekarang ini). Akhirnya, seperti illustrasi dalam pembukaan di atas; kepemimpinan itu layaknya perjalanan kereta api dengan gerbong-gerbong yang berisikan berbagai macam tujuan dari setiap penumpangnya. Pencapaian tujuan dapat terwujud hanya dengan jikalau kepala kereta selaku mesinnya berlaju di atas rel yang telah ditetapkan. Begitulah pemimpin, seyogyanya memimpin dengan berjalan pada ketetapan Allah (ayat 11-12), dan dengan rendah hati membiarkan diri untuk dipimpin oleh Kristus Yesus sebagai Raja Gereja. Memang tampak dilema, karena kita diperhadapkan pada kemewahan dunia dan kesederhanaan di dalam kasih Kristus. Sebab demikianlah kita dipanggil di dalam ikrar iman kita untuk menjadi identitas yang hadir secara beda atas dunia.

No comments:

Post a Comment

ketertarikan para sobat