_BERSUKACITALAH & MENURUTSERTAKAN DIRI UNTUK MENGHADIRKAN SERTA MEMPERTAHANKANNYA_

Thursday, February 4, 2010

PREDESTINASI


PREDESTINASI DALAM TEOLOGIA PAULUS
(Sekilas pandangan Paulus terhadap Predestinasi)
Beranjak dari suatu pertanyaan dalam facebook oleh rekan-rekan HKI Pulomas mengenai Predestinasi apakah diterima oleh HKI?
Maka, muncul kerinduan saya untuk berbagi wacana perihal pertanyaan di atas. Selaku gereja yang lahir dari gerakan reformis Luther, secara otomatis HKI jugalah mengikuti perkembangan teologia yang bersumber dari Alkitab. Mengenai predestinasi, istilah ini adalah istilah Alkitabiah yang kemudian digali lebih dalam oleh Paulus. Dan kemudian oleh Bapa-bapa Gereja, terkhusus pasca reformasi gereja tetap diikuti atau diteruskan. Namun, yang condong menerapkan predestinasi dalam ranah berteologinya adalah Bapa reformasi Calvin, yang kemudian dianut oleh gereja-gereja yang beraliran calvinis (GBKP, GKI dll). Sedangkan HKI adalah gereja yang menganut paham Lutheran dengan nilai-nilai berteologianya yang tertuju pada Sola gratia, Sola Scriptura dan Sola Fide. Lalu, apakah HKI menerima predestinasi? Menurut saya tidak ada alasan mendasar apalagi secara Alkitabiah HKI untuk menolaknya. Karena istilah predestinasi adalah ‘bahasa’ Alkitabiah yang jelas menguraikan maksud dan rencana Allah atas ciptaanNya. Dalam tulisan di bawah ini saya mau berbagi wacana teologia mengenai predestinasi untuk rekan-rekan, semoga bermanfaat. Shalom!
Secara literal predistinasi (proorizo: pro = sebelumnya; horizo = menentukan batas, menetapkan). Predistinasi artinya menentukan atau menetapkan dari semula, sebelumnya. Dalam pengertian teknis diartikan sebagai: tindakan memberi tanda sebelumnya dengan cara melingkari; menetapkan secara definitif sebelumnya; dan mentakdirkan sebelum­nya. Hasil dari tindakan tersebut merupakan penetapan definif, dan pemberian tanda, tidak dapat diubah atau dibatalkan.
Secara teologis, dalam pengertian luas, predestinasi menekankan bahwa Allah telah menentukan sebelumnya, segala sesuatu yang akan terjadi, yaitu semua rentetan peristiwa historis. Sedangkan dalam pengertian sempit predestinasi didefinisikan sebagai keputusan kekal Allah dalam menentukan di dalam diriNya sendiri, berdasarkan kehendak bebasNya, apa yang Dia akan lakukan pada setiap individu dari umat manusia. Dengan keputusan yang kekal dan tidak beruah-ubah itu, Allah telah menen­tukan atau menetapkan seluruh rangkaian proses penyelamatan, siapa yang akan menerima keselamatan, dan selanjutnya bagaimana memelihara mereka yang telah diselamatkan, dan juga Allah telah menetapkan siapa yang akan dibiarkan untuk binasa.
Konsep predestinasi Allah dapat dijelaskan secara sederhana demikian:
“Allah telah mempredestinasikan – menentukan Yesus untuk mengalami penderitaan demi menyelamatkan manusia. Allah mempredestinasikan juga semua orang pilihan untuk menerima keselamatan, agar mereka menjadi anak-anak Allah sesuai dengan suatu rencana yang telah ditetapkan oleh Allah sebelumnya. Allah telah mengenal mereka sejak semula, dan memilih mereka sejak semula. Allah juga telah mempersiapkan suatu Kerajaan bagi mereka. Untuk mereka yang menjadi pilihanNya, ke­putusan Allah itu berdasarkan rahmatNya yang cuma-­cuma tanpa mengindahkan sama sekali apakah manusia itu layak untuk menerimanya. Bagi orang-orang pilihan, panggilan itu adalah bukti tentang terpilihnya mereka. Sedangkan untuk mereka yang dibiarkan untuk binasa, Ia menutup jalan masuk ke kehidupan, dengan cara menutup pengetahuan tentang namaNya.
Kata predestinasi terdapat enam kali di dalam Perjanjian Baru. Pertama diungkapkan oleh Petrus dalam Kis. 4:28, dan sisanya lima (ditemukan di dalam surat-surat Paulus yaitu: Rom. 9:29, 30; 1 Kor. 2:7; dan Ef. 1:5, 11). Di dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia kata predestinasi diganti dengan ungkapan: menentukan dari semula. Tetapi, di dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris dan Yunani, kata predestinasi dipakai secara konsisten. Untuk lebih jelasnya, bagian dari ayat-ayat tentang predestinasi akan ditulis dan dibandingkan satu dengan yang lain:
1.      Kis. 4:28 – untuk melaksanakan, segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula. Inggris: predetermined, artinya: menetapkan sebelum­nya, mengodratkan. Yunani: proorisen, artinya: memberi tanda, merancang, mentakdirkan.
2.      Rom. 8:29 – sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula. Inggris: He also did predestinate artinya: mentakdirkan. Yunani: proorisen artinya menentukan batas, menetapkan.
3.      Rom. 8:30 – dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula. Inggris: whom he did predestinate. Yunani proorisen. Memiliki arti yang sama dengan istilah yang sebelumnya.
4.      1 Kor. 2:7 – rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Inggris: which God ordained, artinya: yang Allah takdirkan, atau which God predetermined, artinya: yang Allah tetapkan sebelumnya, atau yang Allah kodratkan. Yunani: proorisen.
5.      Ef. 1:5 – Ia telah menentukan kita dari semula. Inggris: Having predestinated, artinya: Allah telah mempredestinasikan, atau mentakdirkan. Yunani: proorisen.
6.      Ef. 1:11 – kami yang dari semula ditentukan. Inggris: being predestinated, artinya: dipredestinasi­kan.
Ayat-ayat Alkitab di atas kiranya cukup untuk dijadikan alasan dan bukti bahwa: Kata predestinasi benar-benar bersumber dari Alkitab; Predestinasi murni adalah bahasa yang digunakan di dalam Alkitab untuk mengungkapkan tindakan kekal Allah; Makna predestinasi yang dimaksud oleh Paulus, ataupun yang dimaksud oleh Allah, sudah tentu sesuai dengan makna yang terkandung di dalam kata itu sendiri.
Paulus menghubungkan secara langsung sifat kedaulatan mutlak Allah dengan tindakan predestinasi Allah. Allah menyatakan kedaulatan mutlakNya atas semua ciptaanNya dengan cara melakukan tindakan predestinasi. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa secara teologis, predestinasi menekankan penentuan atas semua peristiwa historis dan penentuan terhadap apa yang akan dilakukanNya terhadap setiap individu. Semua keputusan penentuan itu telah dilakukan sejak semula. Paulus lebih banyak membahas tindakan predestinasi Allah yang bersifat individual, yaitu ke­putusan kekal atau penentuan kekal dari Allah berkenaan dengan apa yang Dia akan lakukan terhadap setiap individu. Maksudnya bahwa sejak semula Allah telah menentukan sebagian orang untuk diselamatkan, dan juga sejak semua Ia telah membiarkan sebagian orang untuk menempuh jalannya sendiri menuju kepada kebinasaan.
Penenkanan Paulus pada predestinasi individual mau menyatakan bahwa hal menerima anugerah keselamatan atau menjadi anak-anak Tuhan merupakan rencana dan keputusan mutlak dari Allah. Rencana dan keputusan kekal Allah tersebut meliputi tiga hal penting yaitu: Siapa, secara individual yang akan me-
nerima anugerah keselamatan dan menjadi anak-anak Allah; Proses, bagaimana Allah membawa orang­-orang yang telah dipredestinasikan itu sampai kepada tahap menerima anugerah keselamatan dan menjadi anak-anak Tuhan; Sistem atau cara yang digunakan Allah untuk memelihara orang-orang yang telah beriman.
Dalam pengertian lain, tindakan predestinasi Allah didasarkan atas dorongan kasih dan kemurahan hati Allah, dan tidak berdasarkan atas kepantasan hidup seseorang. Prinsip ini diulangi oleh Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus: “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya” (Ef. 1:5). Oleh karena Allah memiliki kedaulatan mutlak, maka Allah bebas melakukan apa saja yang Dia kehendaki demi dan untuk kebaikan ciptaanNya, termasuk di dalamnya adalah predestinasi. Dan sebagai Allah yang berdaulat mutlak, Ia juga bebas merealisasikan semua ketetapan kehendak­Nya yang telah di rencanakan sejak semula, meskipun hal itu mungkin sangat kontradiktif dengan konsep kasih dan rasa keadilan manusia.

Bahan Bacaan:
- Berkhof Louis, Teologi Sistematika, Jakarta: LRI, 1993
- Burnot A., Paulus dan Pesannya, Jogjakarta: Kanisius, 1992
- Tandiassa, Teologia Paulus, Jogjakarta: MPH, 2008
- Feinberg, Predestinasi dan Kehendak Bebas, Jakarta: LRI, 1995
- Hayon Nikolas, Tema-tema Paulus, Flores – Nusa Indah, 1988
- Jacobs Tom, Paulus, Hidup dan Karya Teologianya, Jogjakarta: Kanisius, 1983

No comments:

Post a Comment

ketertarikan para sobat