_BERSUKACITALAH & MENURUTSERTAKAN DIRI UNTUK MENGHADIRKAN SERTA MEMPERTAHANKANNYA_

Thursday, March 11, 2010

KEBANGKITAN TUHAN YESUS


KEBANGKITAN TUHAN YESUS
 DASAR MARTURIA GEREJA
I.              PENDAHULUAN
Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu," tulis Paulus dalam 1 Korintus 15:17. Bukti sejarah dan banyaknya hidup yang berubah telah menyaksikan bahwa kebangkitan Yesus adalah sebuah fakta. Kebangkitan Kristus lebih dari sekadar fakta sejarah itu adalah bukti penyelamatan kita. Jika kebangkitan bukan peristiwa sejarah, maka kuasa kematian tetap tidak dikalahkan; Kematian Kristus menjadi tidak ada artinya, dan umat yang percaya kepada-Nya tetap mati dalam dosa; Keadaannya akan tidak berbeda dengan sebelum mendengar nama-Nya. Kebangkitan Kristus merupakan suatu peristiwa yang terjadi di dalam dimensi ruang dan waktu sejarah manusia. Kebangkitan Kristus adalah peristiwa dalam sejarah, dimana Tuhan bekerja di dalam waktu dan ruang tertentu.
Injil Yohanes, khususnya dalam pasal 20:1-29 membahas mengenai kebangkitan Tuhan Yesus. Pasal 20 ini merupakan berita paling mendasar dalam Injil Yohanes yang mengambarkan bahwa Kristus datang untuk memberikan hidup yang kekal. Kematian tidak akan berkuasa atas Dia. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa orang yang percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup yang kekal. Dalam pasal 20:19-29 membahas penampakan diri Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, baik tanpa Tomas (Yoh. 20:19-23) maupun dengan Tomas (Yoh. 20:24-29) yang memberikan kesan atas dirinya sebagai orang yang tidak percaya. Rene Descartes mengatakan: “De Omnibus Dubitandum”, artinya segala sesuatu harus diragukan. Inilah kira-kira sikap hidup dari Tomas. Akan tetapi, baik Tomas akhirnya, maupun seluruh Perjanjian Baru mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan yang merupakan juga pondasi bagi misi (marturia-red) gereja.

II.           ISI NATS (Johanes 20: 24 – 29)
Secara keseluruhan mengisahkan peristiwa Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, termasuk Tomas; Yesus melayani Tomas secara khusus, baik karena keperluan Tomas, maupun supaya suatu kebenaran yang penting dapat disampaikan kepada kita. Peristiwa ini tidak diceritakan dalam ketiga Injil Sinoptik.

Ayat 24: Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya, tanpa kehadiran Thomas. Beberapa pandangan menyebut bahwa kealpaan Thomas dalam persekutuan bersama murid-murid lainnya tidak terlepas dari kesedihan Thomas akan kematian Yesus; yang kemudian mengambil waktu untuk menyendiri.

Ayat 25: Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Tomas menolak kesaksian mereka. Di situ dia salah, dan kesalahan itu penting dalam Injil Yohanes, yang ditulis sebagai kesaksian supaya orang-orang percaya! Kita sudah mengerti dari Matius 28:17; Lukas 24:11, 25, 38, 41; dan Markus 16:11 bahwa iman beberapa murid kurang kuat. Dalam peristiwa ini Tomas mewakili murid-murid yang mempunyai iman yang lemah. Tuntutan Tomas, bahwa ia harus melihat bekas paku pada tangan-Nya dan mencucukkan jarinya ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tangannya ke dalam lambung-Nya menggambarkan karakter khas dari orang Yahudi yang kerap mementingkan tanda.

Ayat 26: Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Adanya pertemuan-pertemuan yang lain tidak dijelaskan. Situasi ini mirip situasi pada hari Minggu yang lalu, tetapi Tomas bersama-sama dengan mereka. Munculnya Tuhan Yesus dan salam-Nya juga sama.

Ayat 27: Kemudian Ia berkata kepada Tomas, "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tuhan Yesus telah mendengar tuntutan Tomas, dan Dia mengajaknya untuk melakukan apa yang dituntut. Dia tidak berkeberatan dengan tuntutan Tomas. Dia siap sedia membuktikan diri-Nya pada seseorang yang tidak mudah diyakinkan. Tomas dituntut juga: jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah. Tomas (serta semua orang yang tidak mau menerima kesaksian lisan) ditegur oleh-Nya yang mengasihi Tomas dengan kasih yang telah dibuktikan di kayu salib.

Ayat 28: Tomas menjawab Dia, "Ya Tuhanku dan Allahku!" Tampaknya Tomas tidak perlu bukti yang dia tuntut! Kata-kata Tuhan Yesus pasti menusuk hati Tomas, karena Dia memakai kata-kata yang dipakai oleh Tomas dalam sikap tidak mau percaya. Pengakuan Tomas ini di beberapa kalangan ditolak oleh para sarjana yang tidak menganggap Alkitab sebagai Firman Allah. Menurut mereka, "evolusi teologi" belum diberi waktu yang cukup lama, sehingga "gereja primitif" belum siap mengucapkan pengakuan yang begitu "tinggi". Meskipun demikian, kita yang menganggap Alkitab sebagai Firman Allah tidak heran bahwa Tomas mengerti bahwa Tuhan Yesus, yang jelas telah mengalahkan maut, adalah Tuhan dan Allah. Dalam konteks ini istilah Tuhan tidak hanya berarti "tuan". Istilah ini dipakai dalam Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) sebagai pengganti nama "Yahweh". Istilah Allah juga sangat jelas. Kita harus mengingat bahwa orang Yahudi hanya mempunyai satu Allah, dan tidak mengakui dewa-dewa. Tomas mengaku Yesus sebagai Allah Abraham, Isak, dan Yakub. Tomas menyembah Dia yang disembah oleh Raja Daud dalam Mazmur 35:23: "...ya Allahku dan Tuhanku!" Dengan demikian dia yang meragukan kesaksian teman-teman sampai memberikan tuntutan yang berlebihan berubah menjadi orang yang mengucapkan pengakuan yang luar biasa. Pemakaian kata ganti orang "-ku" dua kali dalam pengakuan ini menyatakan bahwa ini bukan hanya suatu pernyataan teologis atau liturgis, tetapi pengakuan ini bersifat sangat pribadi bagi Tomas. Dari segi struktur Injil Yohanes, kita mengamati bahwa pasal 1:1 berkata, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" dan pasal 1:18 berkata bahwa Firman itu menyatakan Allah. Apa yang dikatakan dalam pasal 1 telah menjadi nyata dalam pengalaman Tomas, agar yang tidak melihat Dia, diajak ikut percaya.

Ayat 29: Kata Yesus kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Tampaknya Dia tidak menegur Tomas, Dia senang bahwa Tomas telah percaya, tetapi Dia lebih senang lagi kalau orang siap percaya tanpa melihat. Tema ini mengedepankan iman, bahwa iman yang timbul karena orang melihat suatu keajaiban adalah baik, tetapi iman walaupun belum melihat adalah lebih baik lagi (bd. Yoh. 1:50; 2:23-25; 4:48; 6:26; 10:38; dan 14:11). Namun di antara semua ayat tersebut, ayat ini mengandung pernyataan yang paling jelas. Tema tersebut terkait erat dengan tema kesaksian (marturia), karena kesaksian dimaksudkan untuk menimbulkan iman bagi mereka yang tidak sempat melihat Tuhan Yesus. Tema kesaksian sangat penting dalam Injil Yohanes yang bertendensi pada pengutusan (Yoh. 20:21-31). Ucapan bahagia ini, sesuai dengan ucapan bahagia yang lain, menyatakan bahwa orang itu diterima oleh Allah, tetapi juga mempunyai suatu nada dorongan. Dalam ucapan bahagia ini mereka didorong supaya sungguh percaya, tanpa menuntut tanda seperti apa yang dituntut Tomas.  1 Petrus 1:8-9, berbunyi: "Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu." Kutipan ini serta Yoh. 20:29 mengingatkan kita bahwa keadaan rohani kita tidak kurang indah dibandingkan dengan keadaan rohani mereka yang melihat Dia. Hoskyns mengutip dari seorang rabi yang menulis sesuatu yang mirip ini pada tahun 250 M: "Seorang petobat lebih dihargai Allah daripada semua kaum Israel yang berdiri dekat Gunung Sinai. Andaikata mereka tidak melihat guntur dan api dan kilat dan gentaran gunung dan bunyi sangkakala maka mereka tidak menerima hukum Taurat ataupun menunduk pada Kerajaan Allah. Tetapi seorang petobat tidak melihat semua itu, namun dia datang dan menyerahkan dirinya kepada Allah dan menerima kuk kehendak Allah. Apakah ada orang yang lebih dihargai daripada orang seperti itu?"
Dari pernyataan akhir Yesus, "Berbahagiaiah mereka yang tidak melihat, namun percaya", menjadi sangat jelas pentingnya iman bagi mereka yang tidak pernah melihat Yesus yang bangkit. Iman yang sama dituntut untuk mereka yang mengaku pernah melihat Yesus yang bangkit. Dengan demikian, kebangkitan Yesus dipandang sebagai objek pengakuan iman untuk semua, baik yang pernah melihat maupun yang tidak pernah melihat Yesus yang bangkit. Berkat iman akan kebangkitan itu para murid mengakui Yesus sebagai Tuhan. Penunjukan "tangan dan lambung-Nya" kepada para murid (ay. 20) mempertegas hubungan Yesus yang tersalib dengan Yesus yang bangkit.

III.         KAJIAN TEOLOGIS
1) Kebangkitan Kristus adalah kebangkitan tubuh
Kebangkitan Kristus adalah sungguh-sungguh kebangkitan tubuh, bukan hanya satu kebangkitan roh atau rohani. Kalau kebangkitan Tuhan Yesus hanya kebangkitan rohani saja, tentu mayat-Nya akan ketinggalan dalam kubur itu. Tetapi ada bukti bahwa kubur itu kosong (Matius 28:6; Markus 16:6; Lukas 24:3,12; Yohanes 20:1,2). Kubur yang kosong itu disaksikan oleh sahabat-sahabat dan musuh-musuh-Nya; yaitu perempuan-perempuan, rasul-rasul, malaikat-malaikat dan prajurit-prajurit Romawi. Ada kebangkitan-kebangkitan lain dalam Alkitab yang sungguh-sungguh merupakan kebangkitan tubuh (Matius 9:18-26; Lukas 7:11-18; Yohanes 11:1-44). Kejadian-kejadian ini juga menunjukkan cara kebangkitan Tuhan Yesus, yaitu secara tubuh. Orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya mengenal Dia serta mengakui bahwa Dia mempunyai tubuh yang mereka kenal, yaitu tubuh-Nya yang dahulu. Lubang bekas paku-Nya masih ada (Yohanes 20:27; Lukas 24:37-39).

2) Oleh kebangkitan-Nya semua pengakuan Tuhan Yesus mengenai diri-Nya disahkan dan diteguhkan Tuhan Yesus "dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (Roma 1:4). Oleh sebab kebangkitan Kristus maka rasul-rasul mendapat bukti yang baru dan pengertian yang baru yang lebih jelas mengenai diri Tuhan Yesus dan pekerjaan-Nya. Kebangkitan itu telah mempersiapkan rasul-rasul untuk menerima wahyu yang lebih jelas yang diberikan melalui kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Lukas 24:45,49; Yohanes 20:22,23). Dengan kebangkitan Kristus Allah mengesahkan pekerjaan Kristus dan pengakuan Kristus atas diri-Nya; dan melalui kebangkitan itu tujuan dan maksud Kristus dijelaskan kepada rasul-rasul dan murid-murid-Nya. Dalam Matius 12:38-42 dan Yohanes 2:13-22 Tuhan Yesus mengalaskan kuasa-Nya dan kebenaran pelajaran-Nya atas kebangkitan-Nya.

3) Kebangkitan Yesus Kristus adalah batu penjuru iman kristiani. Tanpa itu, kita tak memiliki pengharapan di hidup ini, juga mengenai hidup yang akan datang. Itulah alasan betapa pentingnya mengenali bahwa kepercayaan kita pada kebangkitan Kristus tidak berdasar pada perasaan agamawi atau rumor yang tak berdasar. Kepercayaan kita berdasar pada fakta sejarah dengan bukti kuat yang mendukung. Sebagai fakta sejarah, Kebangkitan Kristus mendorong manusia untuk percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ini bukan sekedar pembicaraan mengenai pengaruh: karakter, contoh dan pengajaran-Nya. Ini mengenai tanggapan manusia terhadap-Nya. Siapa yang percaya kepada kebangkitan-Nya, kemudian mempercayai ketuhanan-Nya, kemudian percaya akan karya penebusan-Nya, kemudian percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, akan memperoleh penebusan dosa dan diselamatkan. Siapa yang menyangkal kebangkitan-Nya, secara langsung menyangkal ketuhanan-Nya dan menolak karya penebusan-Nya, tidak diselamatkan.

4) Kebangkitan Kristus merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru.
Tuhan Yesus yang telah dibangkitkan dan dipermuliakan merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru. Tuhan Yesus adalah Anak Sulung yang lebih utama dari segala yang diciptakan, dan yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati (Kolose 1:15,18,19). Dalam Mazmur 2:7 dan Kisah 13:33 Tuhan Allah bersabda, "Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini". Pada hari apakah Kristus diperanakkan oleh Allah? Tentu pada hari kebangkitan-Nya. Yesus Kristus telah menjadi Anak Sulung di antara banyak saudara (Roma 8:29). Oleh sebab itu kita yang telah percaya pada Dia dan telah dilahirkan kembali, dan beserta dengan Dia, telah menjadi suatu kaum yang baru, yaitu kita yang diangkat anak oleh karena Yesus Kristus (Efesus 1:5). Kaum yang baru itu mendapatkan persekutuan rohani yang baru juga (Efesus 4:24; Kolose 3:9,10). Persekutuan baru itu ada di dalam Jemaat Kristus, yaitu tubuh-Nya.

5) Konsekuensi Pertemuan dengan Yesus yang Bangkit. Pertemuan dengan Yesus yang bangkit melenyapkan ketakutan dan memberi sukacita. Para murid yang berkumpul di ruangan terkunci karena takut akan orang-orang Yahudi (ay. 19) mengalami sukacita ketika Yesus hadir di tengah-tengah me­reka dan mereka melihat Tuhan (ay. 20). Secara implisit, perubahan serupa dialami juga oleh Maria Magdalena yang menangis karena mayat Tuhannya telah diambil orang (ay. 13), tetapi pewahyuan Yesus yang bangkit telah memberinya sukacita, sebagaimana terungkap dalam reaksinya mau memegang kaki Yesus (ay. 17). Pertemuan dengan Yesus yang bangkit memberi damai sejahtera. Damai sejahtera itu tidak seperti yang diberikan oleh dunia, tetapi damai sejahtera yang melenyapkan kegelisahan dan kegentaran hati (Yoh 14:27), yang menghilangkan ketakutan (ay. 19), dan yang memberi sukacita (ay. 20). Pertemuan dengan Yesus yang bangkit memberi Roh Kudus (ay. 22). Yesus yang bangkit menghembusi para murid Roh Kudus yang memberi kehidupan baru, sebagaimana Allah menghembuskan napas hidup kepada manusia ciptaan-Nya (Kej 2:7). Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang karena Yesus belum dimuliakan" (Yoh 7:38-39). Pada saat kematian-Nya, Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Yoh 19:30) dan air dan darah keluar dari lambung-Nya (Yoh 19:34), tetapi pada waktu kebangkitan-Nya, Yesus memberikan Roh Kudus kepada para murid-Nya (Yoh 20:22). Berkat penghembusan Ron itu damai sejahtera dan sukacita tinggal tetap bersama para murid. Berkat penghembusan Ron itu juga para murid ambil bagian dalam kuasa menyatakan karya Allah bagi banyak orang.

6) Pertemuan dengan Yesus yang bangkit mendatangkan tugas perutusan. Maria Magdalena setelah mengenal dan mengakui Yesus sebagai Guru (ay. 16) dan Tuhan (ay. 18) mendapat tugas perutusan untuk menyampaikan berita kepada para murid: "Pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (ay. 17). Padawaktu penampakan di Cenaculum pun Yesus mengutus para murid: "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (ay. 21). Pengutusan itu juga bersangkutan dengan pengampunan dosa (ay. 23) sehingga para murid menerima Roh Kudus (ay. 22). Perubahan dari rasa takut menjadi damai dan sukacita karena Yesus yang bangkit berkat pengampunan dosa itulah yang harus diberitakan kepada orang lain. Dengan demikian, kebangkitan Yesus berlaku bagi semua orang, para murid dan orang-orang percaya sebagai sumber damai sejahtera, sukacita, dan penghiburan.

IV. APLIKASI
Di tengah bianglala tahun 2010, HKI secara umum menetapkan tahun ini menjadi tahun MARTURIA (kesaksian) dalam pelayanan gerejawinya. Thema tahun Marturia ini diambil dari Amanah Agung Yesus Kristus ”Pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu dan ajarlah mereka (Matius 28: 19-20). Thema ini kemudian diterjemahkan lebih spesifikasi ”Masing-masing warga penuh HKI mengajak satu orang lagi mengikut Yesus dan mengajar mereka”.
Berhubungan dengan tekad pelayanan di atas, maka dibutuhkan daya untuk menunjang momentum ledakan dari pelaksanaannya bagi setiap warga HKI. Di sinilah KEBANGKITAN KRISTUS YESUS sudah seharusnya menjadi daya ledakan bagi implementasi motivasi pelayanan yang terfokus kepada kesaksian (penginjilan) baik ke dalam dan keluar lingkup HKI. Sama dengan para murid pada masa gereja mula-mula, kebangkitan Yesus menjadi batu penjuru bagi iman kristiani; tanpa itu, setiap orang percaya tentunya tidak memiliki pengharapan dalam hidupnya. Siapa yang percaya kepada kebangkitanNya, kemudian mempercayai ketuhananNya, kemudian percaya akan karya penebusanNya, kemudian percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat, akan memperoleh penebusan dosa dan diselamatkan, dan sebaliknya. Sebagai Anak Sulung, di dalam Kristus kita diarahkan kepada persekutuan rohani yang baru dengan sebuah tanggungjawab. Pertemuan dengan Yesus yang bangkit melenyapkan ketakutan dan memberi sukacita; untuk kemudian disiapkan dalam suatu perutusan memberitakan karya besarNya atas semua bangsa.
Demikianlah setiap warga HKI menghidupi kebangkitan Yesus sebagai momentum untuk menjadi saksi-saksi Kristus dalam setiap dimensi sosial masyarakat tanpa ada rasa ketakutan dan ragu; sebab Yesus telah menetapkan kita sebagai sumber damai, sukacita dan penghiburan bagi orang banyak.

No comments:

Post a Comment

ketertarikan para sobat