_BERSUKACITALAH & MENURUTSERTAKAN DIRI UNTUK MENGHADIRKAN SERTA MEMPERTAHANKANNYA_

Saturday, November 28, 2009

Yesus di Usia 12 - 30 tahunNya?

The Silent Period of Kristus Jesus
(Historis – Sit Im Leben)

Keempat Injil hanya menceritakan kehidupan Yesus ketika Ia dilahirkan (Mat. 1:18-25; Luk. 2:1-7), disunat pada usia 8 hari dan diserahkan di Bait Allah (Luk. 2:21-40), Ia kembali muncul di Bait Allah yang sama pada umur 12 tahun (Luk. 2:41-52), dan Yesus tampil di depan umum setelah dibaptis oleh Yohanes untuk memulai pekerjaan-Nya, berumur kira-kira 30 tahun" (Luk.2:23).

Jadi, ada "waktu senyap" ("the silent period") selama 18 tahun, yaitu antara Yesus usia 12 sampai usia 30 tahun. "Kesenyapan" ini telah menyebabkan banyak penulis mencoba mengisinya menurut tuntutan kepentingan dan andaian-andaian mereka sendiri. Dari abad ke abad, khususnya setelah zaman Rasuli yang dimulai pada akhir abad ke-2 Masehi, berbagai spekulasi mulai berkembang. "Kisah-kisah Ajaib" inilah yang akhir menjadi tulisan-tulisan apokrifa dan pseudographa.

Sastera ini banyak dijadikan rujukan oleh ahl al-bid’ah (heresy). Contoh-contoh tulisan apokrif ini, misalnya Injil al-Tufuliyah (Arabic Gospel of Infancy) yang berasal dari abad ke 7 Masehi. Dalam buku ini dikisahkan bahwa Isa dapat berbicara pada waktu bayi ketika Dia sedang digendong Maryam, ibu baginda. "Ana huwa Yasu’a Ibn Allah" (Akulah Yesus, Putra Allah), kata bayi Yesus kepada ibu-, "alladzi walidati kamma basyiruki Jibril al-Malak wa atta arsalni lil khalash al-‘alam" (yang dilahirkan sebagai berita gembira dari Malaikat Jibril kepadamu dan aku diutus untuk keselamatan dunia).

Selanjut, berita Injil Matius 2:13-15 yang berkisah tentang pelarian Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Mesir, dalam Injil Pseudo Gospel of Matthew yang berasal dari abad ke-5 Masehi, dikembangkan menjadi kisah-kisah ajaib yang berlebihan. Seperti pohon korma yang kononnya membungkuk menuruti perintah kanak-kanak Yesus untuk mengeluarkan buahnya dan air segar yang memancar dari bawah pohon itu. Demikian pula, kisah-kisah ajaib mengenai remaja Yesus yang membuat burung dari tanah liat, dimuat dalam The Gospel of Thomas (Injil Thomas) berbahasa Yunani. Injil tersebut berasal dari abad ke-3 Masehi. Kisah-kisah ini sangat populer di kalangan sekte-sekte bidat Kristen di tanah Arab menjelang dan pada saat kelahiran Islam.


Di manakah Yesus Kristus
berada ketika berusia 12 sampai 30 tahun?

Banyak deskripsi, secara terang-terangan menjelaskan bahwa banyak hal yang kurang mendapatkan ruang di catatan sejarah dan latar belakang Yesus. The silent period Yesus diisi dengan berbagai spekulasi cerdik belaka untuk menyenangkan telinga semata. Bahkan teori-teori seperti itu sebenarnya tidak akan muncul apabila kita memahami latar belakang kehidupan Yesus, "yang lahir dari seorang perempuan yang takluk kepada hukum Taurat" (Gal. 4:4).

Mengapa Yesus ditampilkan hanya kelahiran-, usia 12 tahun dan baru ditulis lagi setelah berusia 30 tahun? Dari perspektif Yahudi, hal itu bukan hal yang aneh. Sebab menurut budaya Yahudi seorang lakI-laki baru boleh mengajar di depan muka umum hanya pada usia 30 tahun. Menurut hukum Yahudi, usia seorang anak digolongkan dalam 8 tahapan:
1. Yeled, "usia bayi"
2. Yonek, "usia menyusu"
3. Olel, "lebih tua lagi dari menyusu"
4. Gemul, "usia disapih"
5. Taph, "usia mulai berjalan"
6. Ulem, "anak-anak"
7. Na'ar, "mulai tumbuh remaja"dan
8. Bahar, "usia remaja".

Dari catatan tentang kehidupan Yesus dalam Injil, kita hanya membaca 3 klasifikasi usia saja yang ditulis, yaitu bayi (yeled), usia disapih (gemul), yaitu ketika Ia diserahkan di Bait Allah di hadapan Simeon dan Anna, dan remaja (bahar, 12 tahun) ketika Yesus diajak Yusuf dan Maria ke Yerusalem.

Mengapa Yesus muncul pada usia 12 tahun? Karena usia 12 bagi tradisi Yahudi zaman Yesus begitu penting. Seorang anak laki-laki Yahudi harus melakukan upacara yang disebut Bar Mitzvah (anak Hukum). Menurut legenda Yahudi, pasa usia 12 tahun Nabi Musa meninggalkan rumah putri Fir'aun. Pada usia yang sama juga, Nabi Samuel menerima suara yang berisi Ilahi dan Salomo (Nabi Sulaiman) mulai menerima hikmat Allah dan Raja Yosia menerima visi reformasi agung di Yerusalem. Dalam rangkaian ritus Yahudi itu, Yesus harus melakukan 'aliyah (naik) dan Bemah (menghadap mimbar untuk menerima kuk hukum Taurat). Upacara ini dilakukan pada hari Sabat, karena itu disebut juga thepilin Shabat.

Sejak abad Pertengahan, usia Bar Mitzvah dilakukan pada usia 13 tahun. Menurut literatur / sastera Yahudi abad pertengahan, Sepher Gilgulim, semua anak Yahudi sejak usia 12 tahun, mulai menerima ruach (roh hikmat) dan pada usia 20 tahun ditambahkan bagi nishama (reasonable soul, "jiwa akali"). Mulai usia 20 tahun seseorang harus memasuki sekolah khusus Yahudi (Beyt Midrash). Sedangkan tahapan-tahapan pendidikan Yahudi sebagai berikut:
1. Mikra (membaca Taurat) mulai usia 5 tahun,
2. Mishna mulai usia 10 tahun,
3. Talmud pada usia 12-13 tahun (Yesus 12 tahun),
4. Midrash pada usia 20 tahun,
5. Sejak usia 30 tahun baru boleh mengajar di depan muka umum dan khalayak ramai.

Conclusion…
Dari tahapan-tahapan pendidikan Yahudi pada zaman Yesus serta latar belakang agama dan budaya, jelas bahwa andaian-andaian dan spekulasi-spekulasi mengenai 18 tahun kehidupan Isa yang kononnya "hilang", sama sekali tidak mempunyai landasan sejarah. Jadi, ke mana Yesus selama usia 12 sampai dengan 30? Jawaban, berdasarkan data-data Injil sendiri (Mat. 13:55; Mrk. 6:3), Yesus menjalani kehidupan seperti layaknya anak-anak Yahudi dan ia bersama keluargaNya bekerja di Nazaret sebagai tukang kayu.

No comments:

Post a Comment

ketertarikan para sobat