_BERSUKACITALAH & MENURUTSERTAKAN DIRI UNTUK MENGHADIRKAN SERTA MEMPERTAHANKANNYA_

Saturday, December 26, 2009

MENGALAHKAN atau DIKALAHKAN DUNIA?

PNB HKI SIMALINGKAR: 
AUTHORITY OF MY WORLD 
(1 YOHANES 5:4)
“sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. 
Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.


LATAR BELAKANG
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes. Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di propinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya (Why 1:11). Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis surat ini sebagai sebuah surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.

Persoalan yang paling menonjol yang melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca, kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (1Yoh 2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (1Yoh 2:22; bd. 1Yoh 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (1Yoh 4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 1Yoh 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (1Yoh 3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1Yoh 1:6; 1Yoh 5:4-5).

ALAMAT SURAT
Surat pertama tidak tertera alamat yang dituju sama sekali dan tidak ditujukan kepada pihak tertentu. Tampaknya surat ini merupakan surat edaran yang ditulis untuk sejumlah gereja yang sedang menghadapi masalah yang sama. Surat yang kedua ditujukan kepada 'seorang ibu yang terpilih' (2Yoh. 1), dan pendapat yang paling lazim adalah surat ini diberikan kepada seorang ibu Kristen yang anak-anaknya juga hidup dalam kebenaran (2 Yoh. 4). Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa ini merupakan cara Yohanes berbicara tentang suatu gereja. Surat ketiga ditujukan kepada seorang teman yang bernama Gayus, seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan istimewa mengatur dan memelihara para pekerja Kristen (3 Yoh. 5-8).

MASALAH YANG DIHADAPI
Terdapat dua masalah sekaligus. Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan. Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa mereka benar-benar Kristen? Bagaimana mereka dapat memberitakan kebenaran dari kesalahan? Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Masa kini kita terbiasa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Anehnya, pada masa itu mereka mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh manusia. Banyak orang sulit untuk mempercayai bahwa Anak Allah dapat benar-benar hidup di antara kita dalam tubuh manusia. Yohanes mengatakan bahwa pada saat Anda mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, Anda akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.


TUJUAN
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
  1. Untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu 
  2. Untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh 1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.
CIRI-CIRI KHAS
Lima ciri utama menandai surat ini.
  1. Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan (dualisme). 
  2. Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8). 
  3. Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada. 
  4. Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus. 
  5. Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".

KAJIAN NATS 
  1. MENGALAHKAN DUNIA (nik ah'o: akan mengalahkan, menaklukkan, mengatasi, menang atas): menaklukkan dunia; nilai-nilai sekular yang tidak humanis, cara-cara yang fasik dan materialistis, mementingkan diri sendir (Lih. 2 Tim. 3: 1-9), yang menjadikan dunia tidak lagi beradab dan penuh kenajisan di hadapan Tuhan. Berhasil mengatasinya berarti juga Menang dengan penuh wibawa dan kuasa, layaknya seorang pemenang (Wahyu 2:7). 
  2. Pertanyaanya adalah bagaimana caranya? Hanya dengan IMAN. Iman (pis'tis: kekuatan iman - Rm 14.22-23; bukti - Kis 17:31) yang mengalahkan dunia adalah iman yang melihat realitas abadi, mengalami kuasa Allah dan kasih Kristus sedemikian. Percaya pada Yesus adalah pekerjaan Allah bukan hanya keputusan manusia. Ketika manusia percaya pada Yesus, saat itu ia dilahirkan dari Allah. Dilahirkan menjadi anak-anak Allah berarti dipersilakan masuk ke dalam relasi kasih. Relasi kasih dengan Allah melalui Yesus inilah yang mendorong kita untuk mampu mengatasi dunia. Iman kepada Yesus yang memberi kita KEKUATAN untuk mengalahkan dunia, karena duniapun telah dikalahkan oleh Yesus: Lihat Yoh 1: 12 “semua yang menerimaNya akan diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yakni mereka yang percaya” Mengapa kekuatan itu hadir? karena di dalam Kristus kita dilahirkan kembali dengan kuasa dan wibawa baru yang ditandai dengan kita telah menjadi anggota keluarga Allah (Lihat hak istimewa dari seorang anak raja yang sering dikenal dengan pangeran). 
  3. Wujud dari KEMENANGAN atas dunia adalah:
    • Kasih kepada Allah, yang mendorong kita untuk juga mengasihi sesama (manusia dan alam beserta isinya, 1 Yoh. 5:1). Mereka menjadi saudara kita di dalam Kristus, tanpa memandang ras, bahasa, budaya, strata ekonomi, atau pendidikan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. 
    • Kasih kepada Allah Menghasilkan ketaatan, 1 Yoh. 5:2. Ini bukanlah tentang bagaimana perasaan kita akan sebab akibat, tetapi bagaimana kita berelasi dengan Allah dan segenap ciptaanNya. Ketaatan itu adalah hidup dengan tunduk pada perintah Allah sebagai pemberian Allah untuk menunjukkan betapa baiknya kehidupan orang yang menaati Dia. Perintah itu diberikan karena Allah tahu bagaimana hidup dengan cara terbaik. MAMPUKAH? Perintah-Nya itu tidaklah berat karena ketika kita dilahirkan kembali di dalam Kristus, kita diberikan hati yang baru yaitu hati yang dipenuhi dengan keinginan untuk menyenangkan hati Allah. Jadi perintah Allah tidak akan terasa berat jika kita sungguh-sungguh mengasihi Dia. (sederhananya, bagaimana mungkin kita menyakiti hati orang yang kita cintai, benar toh? Jadi perbuatan baik dan benar yang kita lakukan meski tampak berat dan terkadang menyakitkan menjadi suatu cara untuk menunjukkan cinta kita kepadanya, tidak dengan paksaan, apalagi mengeluh dan berputus asa. Semua menjadi terasa ringan dan mudah! Maka kemenangan cinta adalah satu keluarga dengan untuk hidup bersama dalam suka dan duka). Lihat. Yoh 16: 33 “supaya kamu beroleh damai sejahtera, meski kamu menderita, sebab Aku telah mengalahkan dunia” dan Wahyu 3:21 “barang siapa menang ia akan kududukkan bersama-sama dengan Aku sebagaimana Aku juga telah menang”
REFLEKSI
Di tengah arena pertandingan, seorang harus tahu terlebih dahulu: kekuatan musuh yang dihadapi dan kekuatannya untuk menghadapi musuh. Demikian pula kita sebagai anak-anak Allah yang setiap saat hidup di kancah pertandingan dunia. Kita bersyukur karena ada yang mengontrol pertandingan ini, yakni Allah yang berdaulat mengizinkan setiap tantangan yang kita hadapi, bersama itu pula Allah memberikan kekuatan-Nya sehingga kita pasti menang. Kemenangan ini pasti karena Allah sendiri yang berperang melawan kuasa dunia. Setiap anak Allah diberi kuasa untuk menang, inilah iman kita kepada Yesus Kristus, Anak-Nya. Berbagai macam bentuk tantangan kita hadapi dalam arena pertandingan dunia, yang bertujuan meneguhkan, supaya kita mampu memperjuangkan kehidupan yang berkemenangan dalam iman.

Di tengah-tengah semaraknya perayaan Natal, tidak bisa dipungkiri bahwa kegagalan demi kegagalan oleh dosa kerap membuat kita lelah, putus harapan, dan kehilangan daya juang untuk mengambil peran sebagai pahlawan iman. Arus dunia semakin deras menentang iman kekristenan, bukan saja dari kalangan non kristen, tetapi justru dari kalangan kristen sendiri. Banyak kita temui pelajar kristen yang hidup dibawah perbudakan narkoba, tawuran, pergaulan dan seks bebas; banyak para pekerja dan pejabat kristen yang memanipulasi waktu, uang, dan jabatannya demi kepentingan diri dan golongannya; banyak kehidupan keluarga kristen yang kacau karena kurangnya keharmonisan yang berujung menghadirkan penghargaan terhadap orangtua dari anak, hingga ketidaksetiaan antar pasangan dan berakhir pada perceraian; banyak aktivis kristen yang menjadi batu sandungan; banyak hamba Tuhan yang mengejar popularitas dan kesuksesan; pemanfaatan hasil alam secara semena-mena dan tidak bertanggungjawab sehingga mengakibatkan global warming (pemanasan global), dan sebagainya.


Terbuka pada kenyataan ini kita menyadari betapa lebih beratnya perjuangan anak-anak Allah di tengah dunia sekuler. Akan kah kita sanggup bertahan dalam arus dunia yang akan semakin deras dan gencar? Sesungguhnya ini bukan pilihan apakah menghindar atau melawan, tetapi inilah konsekuensi sebagai anak-anak Allah yang memang diperhadapkan pada realitas hidup dengan penuh tantangan guna membuktikan bahwa kita benar mengasihi Allah. Sebab jaminan kepastian kemenangan sudah disediakan bagi yang mau setia melakukan perintah-perintah-Nya. Jangan mundur dan menyerah kalah sebelum perjuangan ini selesai adalah jawaban kita atas tantangan dunia, sebab di dalam Kristus kita diberikan kuasa dan wibawa untuk mengalahkan dunia, berdiri di atasnya dan menyaksikan karya Kristus nyata atas dunia. Untuk itulah, kiranya semangat Natal sebagai awal karya penebusan atas dosa-dosa manusia oleh Kristus Tuhan membawa kita pada pembenahan dan pemberdayaan diri dan komunal di dalam Kristus agar kita lebih dimampukan untuk menghadapi bianglala kehidupan ini. 
Semoga!

No comments:

Post a Comment

ketertarikan para sobat